MAKASSAR, SULSEL - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, kini digadang-gadang sebagai salah satu figur Calon Presiden (Capres-Cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Jalan menuju Capres, mulai digaungkan. Sejumlah kerabat memproklamirkan Abraham Samad untuk maju bertarung pada kontestasi Pilpres 2024.
Sebagai langkah awal, kerabat Abraham Samad membuat grup WhatsApp. Grup diberi nama 'Abraham Samad untuk R1' ini, sudah memiliki ratusan anggota.
Salah satu kerabat Abraham Samad, Djusman AR, Jumat (5/11/2021), membenarkan keberadaan grup WhatsApp ini dan menyambut langkah kerabat Abraham Samad ini.
Menurutnya, Abraham Samad, salah satu figur tepat dari Indonesia Timur dengan segudang prestasi. Termasuk dikenal sebagai sosok yang cerdas, berintegritas dan getol memberantas serta memerangi perilaku korupsi di Indonesia, sehingga wajar bila tokoh nasional asal Sulsel ini dipilih sebagai alternatif capres-cawapres yang mumpuni.
"Kalau sosok Bung AS (Abraham Samad) bukan hanya tokoh nasional tapi sudah menjadi tokoh di ASEAN. Ada beberapa negara di Asia telah memberikan apreseasi dan penghargaan termasuk membuat prasasti ketokohanya, karena dinilai sebagai tokoh penegak hukum serta keadilan," ujarnya.
"Bismillah...Bung AS harus berfikir maju. Negeri ini butuh figur ketokohan Bung AS. Kalau orang-orang berintegritas tak maju, maka itu sama saja memberi ruang orang-orang tak berintegritas. Doa menyertai selalu, Amin Yaa Rabbal Alamin," tambah Penggiat Anti Korupsi ini.
Djusman mengatakan, dorongan kepada Abraham Samad maju sebagai capres-cawapres pada Pilpres 2024 mendatang memang sangat berlasan. Apalagi, sebelumnya Abraham Samad pernah dideklarasikan sebagai capres menjelang Pilpres 2019 lalu.
"Sebenarnya Bung AS sudah pernah mencoba melangkah maju Capres/Cawapres 2019, namun belum mendapatkan jalan oleh sang maha pengatur, sang maha kuasa," ujarnya.
"Kegagalan tersebut menurut Bung AS bukanlah merupakan sesuatu hal yang membebani, sehingga menjadikannya kehilangan semangat," lanjutnya.
Djusman mengatakan, hingga sekarang Abraham Samad masih tetap aktif masuk keluar kampus berbagi ilmu pengetahuan, baik sebagai dosen pengajar maupun pencerah keilmuan di bidangnya, khususnya soal hukum dan ketatanegaraan yang bersih dan bebas dari praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
"Komunikasi kami sangat intens dalam hal apapun, saling berkabar soal bangsa dan persoalan korupsi hingga sosial kemasyarakatan," katanya.
"2019 lalu, saya termasuk hadir dalam kegiatan deklarasi pencalonannya di Anjungan Pantai Losari, Makassar. Bahkan, saya ditampilkan berorasi pembuka menyambut kedatangan para relawan sambil menanti kehadiran Bung AS di lokasi deklarasi," tambahnya.
"Alhamdulillah, saat itu cukup luar biasa responsip sahabat-sahabat penggiat anti korupsi dan lembaga-lembaga/ormas-ormas lainnya hingga kelompok mahasiswa, masyarakat biasa dan pekerja-pekerja serabutan (kelompok bawah)," sambung Koordinator Forum Komunikasi Lintas (Fokal) NGO Sulawesi ini.
Djusman mengatakan, deklarasi saat itu sifatnya masih 'coba-coba'. "Maaf kalau saya katakan demikian, karena memang kami tidak menyebar undangan khusus atau terbuka, hanyalah berupa ajakan saja di media saat saya dimintai pendapat selaku Panglima Pejuang-nya saat itu," katanya.
Djusman mengatakan, semoga kegagagalan sebelumnya merupakan kesuksesan yang tertunda.
"Sebagaimana halnya saat maju Ketua KPK, juga tidak langsung sukses. Nanti periode berikutnya mendaftar ulang, baru terpilih," katanya.
"Segalanya rahasia yang maha kuasa. Kita hambanya hanya bisa berikhtiar dan berupaya untuk kebaikan. Namun yang pasti apapun itu kita serahkan ke Bung AS, mau maju atau tidak. Intinya bagi kami, negeri ini harus hadir figur seperti Bung AS," tambahnya.
Abraham Samad sendiri merupakan salah satu figur seksi setiap kontestasi pilpres. Seperti halnya pada Pilpres 2019 lalu. Saat itu menjelang Pilpres 2019 nama Abraham Samad juga gencar dicalonkan sebagai capres. Bahkan, saat itu sempat dilakukan
deklarasi calon Presiden 2019 di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulsel, 7 Mei 2018. (*)
Sumber: IWO Soppeng,
Editor: A2W
Tags
Politik