Biasanya, siswa, guru, dan tenaga kependidikan mengikuti upacara mengenakan pakaian sekolah dan kerja, namun berbeda dengan Hardiknas 2025 ini, peserta mengenakan pakaian adat. Hal ini juga sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek.
Berbagai jenis pakaian adat dari sejumlah daerah di Sulawesi Selatan menghiasi lapangan sekolah pada pagi itu, Jumat, (02/05/2025).
“Mengenakan pakaian adat pada Hardiknas ini sebagai bentuk menunjukkan keberagaman di Indonesia,” ujar kepala SMPN 40 Makassar, Ahmad Lamo, S.Pd, M.Pd.
Sementara itu, peringatan Hardiknas tingkat Kota Makassar berlangsung di lapangan Karebosi dimana Walikota Makassar, Munafri Arifuddin sebagai pembina upacara.Dalam sambutannya, Appi, sapaan karib Munafri Arifuddin menekankan pentingnya mendorong pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan. Menurutnya, saatnya sekolah fokus pada inovasi dan pengembangan sekolah yang bermutu.
Pada kesempatan yang sama, Appi menyoroti masih maraknya praktik pungutan di sekolah, seperti pengumpulan dana untuk perpisahan atau masuk sekolah negeri. Dia menilai di tengah kemajuan teknologi saat ini, praktik semacam itu sudah seharusnya ditinggalkan.
"Semua orang sudah bicara Artificial Intelligence (AI), masalah digitalisasi. Kalau kita masih mengumpul-ngumpul uang untuk perpisahan, mengumpul uang untuk masuk di sekolah negeri," kata Munafri.
Hardiknas 2025 memiliki tema "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua".
Upacara ini merupakan momen penting untuk mengenang jasa Ki Hajar Dewantara dan menumbuhkan semangat dalam memajukan pendidikan.
Olehnya itu seluruh kepala sekolah dari tingkat SD dan SMP harus mempunyai tekad yang kuat untuk menjalankan amanah dari Walikota Makassar ini.
Laporan: Sabaruddin